Judul Buku : Why?
Penulis : Stephanie Sudarta
Penerbit : KataDepan
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 405 halaman
“Banyak orang bisa dengan mudah meneriakkan kata ‘cinta’. Tapi tidak banyak yang bisa bertahan pada pendirian. Lebih banyak yang memilih pergi tanpa peduli. Padahal, ada hati yang terlanjur berharap terlalu tinggi.”
Surabaya, KrisanOnline.com – Krisanis, Why? adalah naskah milik Stephanie Budiarta yang ditulis di Wattpad dengan akun @Stephn_ , yang sudah dibaca lebih dari 17 juta kali dan divote oleh 1 juta pembaca. Bersama dengan KataDepan, Why? terbit dalam versi buku dan merupakan novel keempat Stephanie Budiarta setelah Amor est poena, Silent Love, dan Attention Seekers.
Buku ini menceritakan kisah perjalanan cinta sepasang anak muda, Given dan Gladys, yang melalui banyak momen, penuh suka dan duka. Kisah mereka menggambarkan perjalanan cinta remaja sekarang. Diawali dengan perkenalan yang manis, tetapi seiring berjalannya waktu, masalah datang menghampiri. Baik dari orang lain, maupun bergulat dengan diri sendiri. Belum lagi kehadiran pihak ketiga yang membuat mereka bimbang dengan keputusan mereka, berjuang dan bertahan atau merelakan dan melepaskan. Dua pilihan yang tidak mudah.
Kisah ini bukan sekadar tentang dua insan yang tak sengaja berada dalam sebuah ikatan bernama “cinta”. Namun, juga tentang bagaimana mereka belajar untuk saling melepas, merelakan, menjauh, hingga saling meninggalkan. Bagaimana seseorang belajar untuk menjadi dewasa dalam bersikap dan mengambil keputusan, serta berusaha untuk tidak menyakiti apalagi memainkan hati orang lain. Sebab, ada saatnya harus percaya cinta bisa mengalahkan segalanya, tapi ada pula saatnya harus menyerah dan sadar bahwa cinta kadang tak berada di tempat semestinya. Buku ini seolah menyadarkan kita bahwa perjalanan cinta tidak selalu seperti yang kita harapkan. Mungkin hari ini bahagia, tetapi besok bisa saja berubah seratus delapan puluh derajat. Masalah bisa datang sekonyong-konyong. Tergantung dari kita, mau menyikapi masalah itu seperti anak-anak yang hanya mencari jalan keluar tanpa berpikir panjang, ataukah menyikapi layaknya orang dewasa yang mencari jalan keluar dengan mempertimbangkan dampak yang dihasilkan. (Lilian Krisnanda)