Surabaya, Krisanonline.com – Dear krisanis, saat ini aku akan menceritakan kembali kejadian yang cukup berkesan bagiku, kejadian ini terjadi sebelum pandemi Covid-19 melanda di Indonesia. Kejadian ini tentang aku dan dia, iya dia laki-laki berbadan tinggi, memiliki kepribadian yang baik,dan pastinya sangat tampan bagiku.Peristiwa ini berawal mula dari dia yang mengajakku untuk berkenalan dan itu terjadi di sekolah. Dan aku masih ingat jelas kalimat pertama yang dia ucapkan “Sorry aku disuruh temanku. Oh ya hii… salam kenal”. Bukankah itu cara berkenalan yang sangat aneh?Walaupun aneh, aku sampai salah tingkah jika membayangkan kejadian itu terus menerus.

Setelah kejadian tersebut, siangnya dia menghubungiku lewat Instagram, reaksiku ketika melihat chat-nya ialah kaget dan juga heran kenapa dia tiba-tiba chat aku. Eh, ternyata dia menghubungiku untuk meminta maaf atas kejadian di sekolah tadi. Ya awalnya sih aku biasa saja, tapi kenapa dia selalu muncul dipikiranku? Ya Tuhan yang benar aja. Apakah aku sudah jatuh cinta kepadanya? Huhh…. padahal dia duluan yang mengajakku kenalan mengapa aku duluan yang jatuh cinta padanya? Sungguh kisah percintaan yang sangat tragis.

Krisanis, serius deh aku bisa gila kalau mikirin dia terus-terusan. Setelah kejadian itu juga teman-temanku menjadi sering menggodaku seperti “kamu lho cocok sama dia” atau pada saat dia lewat depan kelas mereka juga suka menggodaku. Haduuh ketika aku mendengar itu, jujur saja aku sangat malu.

Krisanis, apakah kisah cintaku dapat berjalan dengan mulus dan lancar? Jawabannya tidak. Sebenarnya akhir dari kisah ini sudah jelas bahwa memang kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Aku sudah tahu kenyataannya, memang benar dia tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku. Bahkan yang lebih membuatku patah hati, yaitu ketika aku tahu bahwa memang dia disuruh teman-temannya untuk mengajakku kenalan tanpa tujuan apapun. Jujur ketika aku mengetahui itu semua aku benar benar merasakan patah hati, galau. Padahal aku memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kejadian ini, memang benar kata orang terkadang memiliki ekspektasi yang tinggi bisa menghancurkan segalanya.Tapi dibalik itu semua aku sangat senang bisa kenal dengan dia, ya walaupun cintaku akan bertepuk sebelah tangan.

Untuk yang terakhir kalinya, jika aku mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengannya ada yang ingin aku sampaikan kepadanya, “Terima kasih karena sudah mau menjadi bagian dari kisah “asmara” kali ini. Aku sangat senang kamu bisa menjadi tokoh utama dalam kisah ini.”

(Terinspirasi dari: AK, Siswi X IPS, SMA Santa Maria Surabaya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini