Saat itu …
Kutemukan kenyamanan tersendiri dalam diriku
Kenyamanan yang tak pernah ada sebelumnya
Yang selalu membuatku merasa bahagia di setiap harinya
Tempat yang selalu kudatangi di saat sendu,
Bahagia melanda
Tempat yang mengerti akan segala rasa
Tempat yang selalu menggambarkan diriku sebenarnya
Dia mempunyai cara tersendiri untuk membuatku nyaman
Jogya…
Kota metropolitan yang menawarkan hasrat menenangkan
Dengan angklung dan beberapa baris nada di lampu merah
Pedagang Malioboro yang tersenyum ramah
Budaya yang telah melebur bersama udara rakyatnya
Dan balikku sambut biji matanya
Yang mengarah ke barat searah dengan matahari yang menutup syair
dan lembaran buku filsafat
Dia adalah mosaik yang menilas,
Membungkus puisi dengan narasi indah yang selalu membekas
Dia itu berarti, aku bersepakat pada diriku untuk menanamkan rindu kepada Jogja
(Yogyakarta, 16 April 2019)
(Kontributor: Vania Michelle Vincentia, Alumni Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)
Foto Etalase: www.google.com