Surabaya Krisanonline.com – Krisanis, Surabaya akhir – akhir ini, diakui memiliki wajah yang tak ada bedanya dengan kota – kota besar lain di Indonesia, bahkan mungkin di manca negara padahal Surabaya diakui sebagai kota berpredikat kota pahlawan. Di era otonomi daerah sekarang ini upaya perlindungan terhadap bangunan – bangunan sejarah, cagar budaya maupun situs sejarah sudah diserahkan kepada masing – masing daerah sementara payung hukum sudah dimiliki Surabaya lewat UU RI No. 5 tahun 1992 tentang cagar budaya serta Perda No. 5 tahun 2005 tentang Pelestarian Bangunan / Lingkungan Cagar Budaya dari Pemerintah Kota.
Di sisi lain perlu dipahami bahwa sejarah perjuangan bangsa merupakan unsur yang penting dalam mengangkat predikat Surabaya sebagai kota pahlawan yang tidak saja untuk mengangkat jati diri bangsa, namun harus bisa mempunyai dikaitkan dengan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis sebagai pariwisata kota / sejarah, maka untuk mengembangkan kepariwisataannya regional maupun nasionalnya. Secara nasional sektor pariwisata mempunyai konsep sasaran :
- Meningkatkan pariwisata sebagai sektor andalan
- Pariwisata harus dapat menjaga kepribadian bangsa, kelestarian lingkungan UU (Cagar Budaya No.5 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1993)
- Memupuk rasa cinta tanah air
- Mengembangkan obyek wisata dan daya tarik wisata serta promosi dan pemasarannya
- Meningkatkan kemampuan SDM
Strategi Pengembangan Kepariwisataan Surabaya
Kiranya perlu pemikiran yang serius agar potensi pariwisata di Jawa Timur dan Surabaya dipelajari dan saling cocok sehingga dalam perumusan tersebut akan menghasilkan suatu strategi kepariwisataan di Surabaya. Dalam usaha meningkatkan pariwisata di Surabaya juga harus dicari faktor penghambat laju perkembangan pariwisata ini. Sepintas yang kita amati faktor – faktor penghambat di Surabaya di antaranya :
- Kesadaran masyarakat
- Kesadaran masyarakat tentang pariwisata masih rendah
- Perda tentang situs cagar budaya belum dilaksanakan secara tertib pembangunan sehingga banyak yang dihancurkan dan berubah fungsi diantaranya menjdi pusat – pusat perdagangan dan menjadi ruko
- Kebersihan lingkungan yang belum menunjang
- Pencapaian dan jarak waktu
- Faktor pencapaian menuju masing – masing obyek satu sama lain terasa masing – masing masih saling berjauhan (pengertian berjauhan adalah waktu yang dibutuhkan agak lama karena banyak ditemui jalan – jalan macet)
- Transportasi / fasilitas layanan kota yang dimanfaatkan pariwisata lokal secara kualitas kurang baik dan jadwal masih ada yang belum tepat
- Kebutuhan Dana
- Membutuhkan dana yang besar untuk sosialisasi, mengkondisikan masyarakat, maupun lingkungan yang belum siap
- Membutuhkan koordinasi dan kerjasama yang baik dari instansi terkait
Melihat kondisi yang ada walaupun sudah ada Perda No. 5 Tahun 2005 tentang Pelestarian Bangunan Cagar Budaya atau Lingkungan Cagar Budaya dengan situsnya , masih harus adanya pembenahan untuk dapat memuaskan pariwisata lokal , nasional, internasional. Adanya lokasi – lokasi yang terpencar untuk membenahinya memerlukan biaya yang cukup besar maka untuk dapat melaksanakan konsep pariwisata sejarah yang memenuhi syarat, faktor – faktor penghambat harus dikaji secara cermat.
Strategi Pariwisata di Surabaya
Pengelompokan wisata sejarah merupakan pilihan yang tepat untuk Surabaya sesuai dengan pertimbangan tersebut di atas maka Surabaya memiliki sejarah perjuangan bangsa yang tidak dimiliki kota lain disamping predikat kota pahlawan, Surabaya memiliki situs sejarah pengembangan Islam di Jawa mulai abad ke 16. Kondisi situs tersebut serta beberapa fasilitas obyek wisata sudah dibenahi oleh pemerintah maupun kesadaran masyarakat sendiri. Pemerintah Kota dapat memilih potensi yang sudah ada sebagai obyek wisata. Pariwisata tersebut sifatnya wisata sejarah yang dibai dua yaitu Sejarah Perjuangan Nasional yaitu Tugu Pahlawan dan Sejarah perkembangan Islam yaitu kampung Ampel dan Masjid Ampel.
Inilah yang dianggap potensi khusus yang dimiliki Surabaya, tidak mengada – ada namun dengan pmbenahan dapat memberikan jangka panjang. Untuk diperhatikan juga dalah faktor infrastruktur sebagai pendukung pariwisata yang ada. Karena keberhasilan pariwisata apabila kita bisa membawa wisatawan mendatangi obyek tersebut dengan mudah, nyaman, aman karena wisata kota sejarah adalah mencari eksperimen baru.
Selanjutnya didukung dengan fasilitas umum yang baik untuk menyelenggarakan komunikasi dengan mudah. Dalam meningkatkan pariwisata, Surabaya sebagai kota modern harus memiliki Convention Hall atau Exhibition Centre bertaraf internasional sehingga Surabaya dapat masuk dalam “ World Tourism Map “ serta mampu menyelenggarakan pertemuan – pertemuan bersifat nasional atau internasional.
(Kontributor: Made, Guru Sejarah SMA Santa Maria Surabaya)
Sukses selalu untuk Kota Surabaya yang sudah memiliki banyak prestasi dan tidak mau kalah dengan kota kota besar lainnya baik domestik maupun internasional.