Karawitan
Seni Musik Berbuah Kesabaran
Surabaya, KrisanOnline – Percaya tidak, hidup kita tidak dapat dipisahkan dengan musik. Bisakah anda membayangkan seandainya dalam hidup kita tidak ada musik. Wow…. pasti sunyi sekali. Tanpa kita sadari, setiap saat disekeliling kita selalu berkumandang alunan musik, entah dari televisi, radio, vcd player dan orang-orang dekat kita menyanyikan atau bersiul melantunkan melodi-melodi. Secara otomatis pendengaran kita selalu menangkap semua itu. Ketika hati sedang sedih, gembira, merenung semua bisa diekspresikan dengan musik.
Musik ialah suatu bentuk seni yang diekspresikan menggunakan medium pokok suara atau disebut bentuk seni yang menggunakan bahasa bunyi, baik menggunakan suara manusia (vokal), suara alat musik (instrumen), atau campuran dari keduanya (vokal dan instrumen).
Ada banyak warna musik yang berkembang di lingkungan kita, mulai dari musik rock, dangdut, pop, keroncong dll. Setiap individu pasti mempunyai kesukaan yang berbeda dalam memilih genre musik sesuai dengan apresiasi dan lingkungan gaulnya. Remaja saat ini cenderung memilih warna musik yang rancak (ngeband), sedangkan musik keroncong selalu diidentikan sebagai musiknya kaum bapak-bapak, ibu-ibu, kakek nenek.
Seiring berkembangnya warna musik dijagad ini, ternyata kita sudah melupakan milik kita sendiri, sesuatu yang sangat adiluhung, justru orang-orang manca negara berlomba-lomba untuk mempelajarinya dan mengapresiasikan kepada dunia (world music). Apakah itu? Jawabnya adalah KARAWITAN.
Ada apa dengan Karawitan?
Sebagian orang mungkin beranggapan karawitan adalah musik yang sudah usang, ketinggalan jaman, ndeso, tidak gaul. Tetapi semua itu nihil adanya. Memang benar, saat ini karawitan kurang mendapatkan porsi di negeri sendiri, bahkan ada kecenderungan (secara umum) remaja kita seperti alergi mendengar bunyi neng…nong….neng….gung. Mari kita coba membuka cakrawala, buka mata telinga kita lebar-lebar. Kita pasti tidak akan percaya, ternyata karawitan sudah mendapatkan pengakuan dari dunia. Ini bisa dibuktikan dengan antusiasnya warga manca negara yang mempelajari karawitan di negeri ini, mulai dari mereka yang kuliah di Perguruan Tinggi Seni atau nyantrik kepada seorang empu karawitan. Gamelan kita (instrumen karawitan) sudah tersebar di benua Eropa, Amerika, Australia, Asia. Ini menunjukkan bahwa seni karawitan benar-benar membuat gandrung orang manca.
Menurut Heri, alumnus STSI Surakarta (sekarang ISI) jurusan Karawitan, yang dikontrak 3 tahun menjadi pelatih karawitan di Amerika, mengatakan bahwa antusias mereka sangat tinggi untuk mempelajari karawitan. Pengalaman saya pada saat mengiringi Sendratari Calon Arang di Concert Noble, Belgia pada bulan Oktober 2009 yang lalu, penghargaan mereka (audiens) bisa membuat saya menitikkan airmata. Mengapa tidak, mereka begitu salut dan kagum akan keelokan musik kita dan memberikan aplous meriah dan tanpa berhenti setelah pertunjukkan selesai. Melihat kenyataan seperti itu seharusnya kita semua sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai budaya malu, jangan sampai karena keteledoran kita, musik karawitan diakui juga sebagai musiknya orang luar negeri, seperti hal yang sudah-sudah tentang seni Reog dari Ponorogo, Jawa Timur dan Tari Pendet dari Bali yang diklaim sebagai milik Negara tetangga.
Pendidikan Nilai Dalam Karawitan
Karawitan berasal dari kata rawit yang artinya halus, rumit. Halus karena didalam memainkannya menggunakan perasaan dan hayatan, rumit karena banyak aturan baku atau tehnik yang digunakan untuk bermain musik karawitan. Jadi karawitan adalah sebuah permainan musik yang dimainkan dengan hayatan serta kehalusan rasa. Arti karawitan secara luas adalah permainan musik yang menggunakan 5 nada (pentatonis) sebagai materi permainan. Sedangkan pengertian karawitan secara khusus adalah seni musik yang yang menggunakan laras (tangga nada) Slendro dan Pelog.
Ada banyak keuntungan yang kita peroleh begitu kita mau belajar karawitan. Banyak pendidikan nilai yang bisa memberikan terang dan pelajaran moral kepada kita semua, apabila kita mau mencontoh dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang ada didalam karawitan kedalam kehidupan manusia sebagai mahkluk social.
Pendidikan nilai itu, antara lain :
- Nilai Disiplin
Seperti kita ketahui bersama, bermain musik membutuhkan disiplin notasi, yaitu kecermatan memainkan musik sesuai dengan notasi yang ada. Begitu kita salah melihat atau salah ketukan, akibatnya sangat fatal sekali. Permainan musik yang diharapkan tidak berjalan dengan baik, tidak terjalin keharmonisan. Dalam pengertian yang lebih luas, apabila kita semua bisa disiplin dalam segala hal (kecermatan individu dalam memandang suatu tanggungjawab hingga semua itu bisa terlaksana dengan baik), tentunya akan berbuah hasil yang baik-baik juga. Disiplin dimulai dari diri sendiri, selanjutnya lingkungan dengan sendirinya akan menyeleksi secara otomatis dan hasilnya adalah dengan disiplin seseorang akan merasa pantas untuk diperhitungkan.
- Nilai Kerjasama
Ada pepatah Jawa mengatakan crah agawe bubrah, rukun agawe santosa,yang artinya sebuah ketidakharmonisan bisa menjadi penghancur, sedangkan kerukunan akan berakibat sebuah kenyamanan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Seperti halnya dalam karawitan, permainan itu dilakukan dengan bentuk kerjasama antara satu individu dengan individu lainnya, sehingga membentuk sebuah hasil permainan musik yang harmoni, selaras. Seorang player akan saling mendengarkan dan saling melihat satu sama lain. Hal ini dilakukan agar terbentuk sebuah jalinan yang saling mengisi. Tentunya dengan berbekal disiplin notasi yang baik. Tanpa disiplin notasi yang baik, tanpa kerjasama yang baik, mustahil akan mendapatkan kenyamanan bermain bersama.
- Nilai Penghargaan kepada Sesama
Irama (laya) dalam musik karawitan ada saatnya pelan dan ada saatnya cepat. Ada saatnya keras menabuhnya dan ada saatnya lirih, hal inilah yang disebut dengan dinamika. Pada saat irama cepat, semua intrumen akan melakukan hal yang sama, tidak ada yang saling mendahului demikian juga sebaliknya, atau pada saat lirih dan keras. Artinya, dibutuhkan sikap saling menghargai satu sama lain, tidak saling menonjolkan diri sendiri, tidak egois. Sikap saling menghargai akan mendatangkan sebuah hubungan sosial yang sehat.
- Nilai Ketaatan
Pemimpin dalam karawitan adalah instrument (ricikan) kendhang atau disebut pamurba irama. Cepat lambat, keras lirih dan berhenti (suwuk/coda) yang mengatur adalah kendhang. Artinya, ada nilai ketaatan kepada seorang pemimpin atau koordinator dengan menumbuhkan sebuah kesadaran menjadi anggota suatu kelompok/organisasi yang baik, tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku. Mau mendengarkan dan memainkan sesuai dengan peran kita dalam kehidupan bersosial, itu adalah kata kuncinya.
- Nilai Kesabaran
Pada proses awal bermain karawitan (pemula) diperlukan sebuah kesabaran untuk menunggu informasi teknik permainan yang diberikan seorang pelatih, karena setiap ricikan mempunyai teknik yang berbeda. Artinya butuh waktu agar semua teknik tersampaikan semua. Tidak menutup kemungkinan ada problem disalah satu teman pada saat memainkan ricikan, dengan sabar dan telaten seorang pelatih akan memberikan informasi yang lebih baik agar teknik itu terkuasai, yang lain pasti akan menunggu. Demikian juga pada proses kreativitas. Hasil yang maksimal hanya bisa terwujud jika ada proses yang disiplin, kontinyu, telaten dan evaluasi. Semua proses diatas (eksplorasi bunyi, penataan pola, sambung rapet/pertimbangan transisi) hanya didapat kalau ada kesabaran. Secara otomatis, kalau kita mau mencoba belajar ngrawit (memainkan karawitan), kita dituntut harus memiliki kesabaran sebagai modal dasar. Belajar karawitan sama dengan terapi untuk melatih kesabaran, karena didalam mempelajari pola-pola/tehnik tabuhan, irama diperlukan ketelatenan dan kecermatan yang sangat tinggi.
Anda ingin belajar pendidikan nilai?
Anda ingin menjadi orang sabar ? Anda ingin membuktikan?
Belajarlah karawitan. Selamat mencoba.
Kontributor :
Pambuko Kristian, S.Sn. (Guru Seni Budaya SMA Santa Maria Surabaya, Narasumber Pelatihan Musik Kreatif dan Juri Tingkat Provinsi)