Surabaya, Krisanonline – Krisanis, Bandung memang kota yang sangat memesona. Tidak salah deh bila siapa saja tertarik dan berminat pergi ke jujugan destinasi paling favorit itu. Seperti yang saya alami. Baru-baru ini, saya pun tak kalah seru menikmati indahnya kota yang mendapat julukan “Paris van Java” ini.
Sebenarnya, China Town Bandung dikomersialkan sebagai tempat destinasi sejak 4 Agustus 2017. Awalnya, kampung ini hanya sebatas kampung biasa yang dihuni oleh warga Tionghoa yang tinggal di Bandung. Makanya, tak heran disebut dengan nama kampung Pecinan. Tak berlangsung lama, kawasan ini pun “disulap” dan diperbaharui agar kawasan Pecinan menjadi terasa unik dan memiliki selling point.
Ya, beragam barang antik tempo dulu dapat ditemui plus latar bangunan Tionghoa yang dapat menjadi spot foto yang oke punya. Sepanjang jalan China Town pun dapat dijadikan spot foto yang menarik dengan area yang sangat luas dengan background perkampungan Tionghoa yang dapat memanjakan mata. Bagi Krisanis yang hobi berat selfie, diharapkan baterei tetap full dan semua memori sudah dipindah. Sebab, di China Town, Krisanis bakalan membutuhkan waktu lama untuk mengambil setiap angle gambar yang menarik. Wow!
Pesona China Town Bandung lainnya adalah berdekatan dengan salah satu kelenteng tertua di Bandung, yaitu Vihara Satya Budhi. Tepat lokasinya di Jl. Kelenteng No.41, Ciroyom, Andir, Bandung. Ketika Krisanis mau masuk ke destinasi China Town, untuk tiket masuk dibanderol Rp10.000,- (hari biasa) dan Rp 20.000,- (akhir pekan). Jam operasional buka pukul 11.00-22.00 Wib.
Lalu kulinernya? Ada enggak? Uppss… slow saja Krisanis. Alias tenang-tenang saja. Ada banyak kok makanan dan minuman yang bikin Krisanis lapar setiap saat. Ada yang tradisional khas Bandung sampai yang modern food. Semua lengkap deh! Eitss… satu lagi. Soal suvenirnya juga keren-keren lho dan bisa dibeli sebagai kado terindah untuk orang-orang terkasih. Cieee…
So, tunggu apa lagi. Ke Bandung yuk? Ke China Town ya…
(Kontributor: Patricia Widodo, Siswi XII IPA 2, SMA Santa Maria Surabaya)