Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, bulan lalu, saya dan teman berencana liburan akhir tahun di Bromo dan juga kita akan berliburan sendirian tanpa orang tua. Awalnya kita berkomunikasi dengan bercanda di Line tapi liburan tersebut jadi kenyataan. Tujuh hari sebelum berangkat kita baru bersiap- siap liburan. Ada yang memeriksa harga Jeep di Bromo sana, ada yang baru ijin, ada yang meminta supirnya untuk mengantar sampai Bromo,dll. Pada akhirnya kita berdelapan yang bisa pergi ke Bromo. Dari delapan orang tersebut terdiri dari tujuh laki- laki dan satu perempuan. Tapi ada satu keluarga teman saya ikut untuk mendampingi kami.

Pada akhirnya kita membawa satu supir dan satu keluarga teman saya untuk mengantar kita ke Bromo. Pada pukul sepuluh malam kita berkumpul teman saya. Hingga jam 11 kita baru berangkat ke rumah teman perempuan saya. Sesampainya di rumah teman saya, kita baru berangkat ke Bromo. Di saat perjalanan ke Bromo, saya dan teman saya merasa lapar. Jadi kami membeli makanan di Rest Area Sidoarjo. Kami disana banyak membeli mie instan dan kopi untuk perjalanan kita di mobil. Saat selesai membeli di Rest Area, kami lanjut perjalanan ke Bromo. Disaat perjalanan kita dapat masalah baru lagi karena kami tidak tahu arahnya ke Bromo. Jadi teman saya membuka peta. Setelah itu, teman saya lupa mengingat supirnya untuk lewat Probolinggo karena dia keenakan makanan yang dia beli Rest Area. Jadi kami lurus ke arah malang. Disaat kami jalan itu salah, jadi kami putar balik di Pandaan dan menggunakan tol arah Probolinggo.

Sesampainya kita dekatnya hotel lava, banyak orang yang menawari Jeep pada kami. Pada akhirnya banyak  tawaran ke orang Jeepnya, kami mendapatkan harga Rp 600.000,00. Saat kami selesai melakukan tawar- menawar, kami langsung ke Puncak untuk melihat matahari terbit. Sampainya kami di Puncak pukul empat. Jadi kami menyewa tikar untuk menunggu matahari terbit hingga pukul lima lebih. Kami banyak mengambil foto di matahari terbit. Setelahnya kami melihat matahari terbit, kami langsung pergi ke Kawah Bromo. Tapi disaat turun ke Kawah Bromo, kami terkena macet karena banyak orang juga yang dari Puncak turun ke kawasan Bromo dan banyak Jeep berputar balik. Disaat kami sampai di Kawah Bromo, kami langsung naik ke Kawah Bromo. Jeep hanya mengantar kami sampai di bawahnya Kawah Bromo, jadi kami harus naik ke Kawah Bromo tersebut.

Tapi ada teman perempuan saya dan kakak teman saya menyewa jasa kuda untuk naik ke Kawah Bromo tersebut. Kita naik ke Kawah Bromo sangatlah tajam tanjakannya. Jadi kami berhati-hati saat naik ke Kawah Bromo. Sesampainya di atas Kawah Bromo, kami juga banyak mengambil foto di kawah tersebut. Setelah kami puas dan beristirahat di atas, jadi kami turun. Kami turun juga berhati- hati. Sesampainya di bawah banyak warung buka, jadi kami beristirahat di warung tersebut dan mengisi energi kita dengan makanan. Setelah kami beristirahat dan mengisi energi, kami lanjut pergi padang pasir untuk berfoto dengan Jeep.

(Kontributor : Benedictus Jason Limanjaya, Siswa XI MIPA 1, SMA Santa Maria Surabaya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini