Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, terhitung sudah 4 bulan saya habiskan waktu saya di rumah. Tanggal 13 Maret 2020 lalu, merupakan hari terakhir saya bisa bertatap muka dengan teman – teman dan guru – guru. Setelah itu, seluruh masyarakat Surabaya tak terkecuali, saya harus menjalani karantina di rumah masing – masing.
Penyebaran virus Corona yang sangat cepat membuat umat manusia harus beradaptasi di lingkungan baru dan tentu saja mengubah gaya hidup. Saat itu, saya yang merupakan anak perantau, langsung kembali ke kota asal saya yaitu Palu, Sulawesi Tengah. Tentunya saya menjalankan semua protokol kesehatan yang ada demi keselamatan saya dan orang – orang terdekat saya.
Tanggal 29 Maret 2020, merupakan hari pertama saya menginjakkan kaki di kota Palu setelah sekian lama merantau di Surabaya. Saya langsung bertemu orangtua saya dan menjalani karantina di rumah selama 14 hari. Saya menjaga kesehatan dan melakukan social distancing. Setelah menyelesaikkan karantina pribadi, saya mulai melakukan banyak hobi baru. Salah satunya membuat kue.
Saya sendiri sangat jarang membuat kue. Namun, di saat luang seperti ini, saya memanfaatkan waktu saya untuk tetap di rumah saja dengan melakukan aktivitas yang sebelumnya jarang saya lakukan. Salah satunya membuat aneka ragam kue. Awalnya, saya hanya iseng mengisi waktu dengan membuat kue. Namun, lama kelamaan saya ketagihan. Akhirnya, saya terus-menerus membuat aneka ragam kue. Saya senang, selain bisa menahan ego untuk tidak keluar rumah, saya punya hobi baru yang bisa jadi investasi di masa depan.
Krisanis, ditengah-tengah pandemi virus Corona yang tengah menginfeksi dunia, membuat saya sadar akan hal – hal yang jarang terpikirkan oleh saya. Saya merasa ada banyak pelajaran dan keuntungan yang bisa saya dapatkan ditengah pandemi ini. Misalnya, saya belajar menghargai hal – hal kecil yang dulunya dianggap biasa-biasa saja.Jadi, tetaplah bersemangat dan mencoba hal baru.
(Kontributor: Chezia Rauly Simatupang, Siswi XII IPS 3, SMA Santa Maria Surabaya)
