Surabaya, KrisanOnline.com –Krisanis, perkenalkan nama saya Acacia Aileen Lianggara, yang akrab dipanggil Cia. Dari kecil saya dikenalkan kepada Tuhan, melalui kegiatan rutin bergereja. Namun, saat saya kecil saya belum bisa menghayati firman Tuhan dengan baik dan masih sebatas rutinitas serta bukan dari hati.
Pada awalnya setelah saya dibaptis, saya belum melaksanakan pertobatan. Misalnya, saya masih belum sopan dengan orangtua, masih malas belajar, berkata-kata yang kurang pantas, dan cenderung membuat orangtua dan orang lain kecewa.
Namun, benar adanya apabila Tuhan bukanlah Tuhan yang diam. Tuhan tidak pernah menutup mulut-Nya agar kita mendengar kebenaran-Nya. Tuhan tidak akan pernah menutup mata untuk melihat “tangisan” kerinduan kita. Terlebih lagi menutup telinga-Nya untuk mendengar seruan-seruan kita.
Sesaat mendekati perayaan Natal, saya seperti menerima karunia roh kudus diawali dengan tanpa sadar, saya mampu berbahasa roh. Mukjizat itu terjadi begitu luar biasa. Bagaimana secara tanpa sadar tangan saya terasa digerakkan oleh Tuhan dan saya memeluk diri sendiri. Saat itu saya menangis begitu keras. Lalu, terduduk lama di kursi gereja. Selepas kejadian itu, tak lama saya mulai melakukan kegiatan pelayanan di gereja sebagai guru di sekolah minggu. Saya mulai mencoba mensyukuri segala karunia Tuhan.
Krisanis, dari pengalaman terburuklah, maka kita bisa mendapatkan pelajaran terbaik. Jangan lupa untuk selalu mencari hal positif dari situasi buruk yang kita alami. Mengutamakan kehadiran-Nya di kehidupan kita merupakan kunci untuk selalu menerima dan mensyukuri kehidupan.
“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama TuhanYesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa kita.” (Kolose 3:17)
(Kontributor: Acacia Aileen Lianggara, Siswi X MIPA 1, SMA Santa Maria Surabaya)