Berani mencoba
Berani gagal
Berani berpengalaman.
Surabaya, KrisanOnline.com – Pepatah bijak di atas menjadi motivasi kuat bagi saya untuk melangkah menggapai cita-cita. Ya, memiliki pengalaman yang banyak adalah salah satu usaha untuk mencari jati diri bagi siapa saja. Oleh karena, pengalaman adalah guru terbaik. Mendapat pengalaman dibidang akademik, misalnya, tentu saja dapat mengasah setiap pelajar agar dapat melampaui batas-batas kemampuan yang dimiliki.
Krisanis, ada banyak hal yang saya dapatkan ketika mencari pengalaman “baru” dibidang akademik. Baik itu pengalaman plus maupun minus. Semua itu saya jadikan motivasi dan pondasi kuat di kelak kemudian hari. Perlahan tapi pasti, Tuhan telah berkehendak membawa saya menjadi pribadi yang mandiri, pekerja keras, dan tidak pantang menyerah. Seperti pengalaman yang baru saya dapatkan tahun lalu. Tepatnya di akhir Desember hingga awal Januari 2019.
Begini … waktu itu saya mencoba mengisi aplikasi beasiswa untuk studi di luar negeri. Informasinya saya dapatkan dari idola saya yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Adapun beasiswa yang saya incar ada di United World College (UWC). College ini memiliki begitu banyak cabang di beberapa Negara. Baik itu Eropa, Asia, Afrika, maupun di Negara lain. College ini seperti ketika kita belajar di SMA kelas XI dan XII. Jadi, jika diterima akan bersekolah selama 2 tahun, tetapi dengan kurikulum yang berbeda pastinya.
Semenjak mengetahui beasiswa ini, saya begitu antusias dan bertekad harus bisa mendapatkannya. Awalnya dibuka seleksi pertama. Seleksi tersebut dilakukan secara online pada website. Lalu, saya mulai dengan membaca syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan apa saja yang diperlukan agar bisa diterima pada seleksi kedua yaitu wawancara. Model seleksi pertama adalah pengisian biodata, essay, dan tentang profil orangtua. Semua harus diisi dengan lengkap menggunakan bahasa Inggris.
Sampai pada akhirnya, upss…. Ohh my God…saya ternyata tidak diterima. Oleh karena, nilai-nilai akademik saya masih belum memenuhi persyaratan. Padahal, sebenarnya kekurangan nilainya tinggal sedikit saja. Saya merasa sedih dan kecewa. Mengingat ini adalah mimpi saya untuk dapat bersekolah di luar negeri, tapi “gagal.”
Namun, dari kegagalan ini, saya segera lalu bangkit dan berusaha kembali untuk memperbaiki nilai-nilai saya dan membuat planning matang agar tidak gagal lagi kelak. Sebab, bagi saya pendidikan adalah hal utama dan segalanya. Saya percaya, Tuhan pasti suatu hari akan memberikan jalan terbaik buat saya. Oleh karena, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi, kita harus segera move on untuk meraih prestasi lebih baik lagi.
(Kontributor: Marcella Geraldine Prasetio, Siswi XI Bahasa SMA Santa Maria Surabaya)
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dan kegagalan justru memberikan dorongan untuk bangkit dari kesalahan yang dilakukan. Semoga kita semua tidak putus asa karena kegagalan, tetapi bangkit lagi dari kegagalan tersebut.