Surabaya, Krisanonline.com – Salam sehat, Krisanis! Tidak terasa satu tahun telah berlalu, dan kondisi kita tetap saja sama. Tetap sekolah, bekerja, beribadah, dan makan di rumah. Aku yakin di antara kalian pasti tidak ada yang menyangka bahwa pandemi berjalan selama ini. Pada awalnya, aku merasa nyaman tinggal di rumah saja karena kebetulan aku bukanlah tipe orang yang suka keluar rumah. Namun, setelah berbulan-bulan tidak bertemu dengan teman dan keluarga di luar kota, aku mulai merasa bahwa rumah ini adalah “penjara”. Kita adalah “tawanannya”.
Secara tidak sadar, pandemi ini memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan mentalku. Aku merasa “teralenisasi” meskipun aku tinggal di rumah sendiri. Merasa cemas setiap kali mendengar ada teman atau keluarga maupun tetangga yang terkena Covid-19. Ditambah lagi dengan maraknya kebencian dan kontroversi teori di sosial media yang semakin memperburuk suasana. Rasanya, segala hal itu sesak dan aku tidak bisa bergerak dengan leluasa.
Krisanis, oleh karena itu aku memutuskan untuk tidak menggunakan sosial media kembali. Alih-alih aku mulai merawat kesehatan mentalku dengan meditasi. Untuk mengalihkan rasa cemasku, aku mulai membaca lebih banyak buku-buku novel. Mendengarkan album Coldplay yang berjudul A Head Full Of Dreams dan Everyday Life yang sangat membantu saya selama ini (salah satu lagunya berjudul Up & Up). Belum lagi series Marvel yang dirilis di Disney+ berhasil mengambil alih semua keburukan tahun ini.
Dua tahun belakangan ini terasa seperti “petaka” bagi kita semua. Aku sendiri pun sangat sulit menemukan satu dua hal yang bisa membuatku tersenyum akhir-akhir ini. Tetapi satu hal yang pandemi ini ajarkan padaku yaitu kebahagiaan tidak harus melalui hal-hal yang besar. Cukup dengan hal-hal kecil. Seperti berkomunikasi dengan teman maupun keluarga. Di akhir hari, maka kita sendirilah yang bisa melawan virus ini bersama.
(Kontributor: Georgina Andrea, Siswi XII Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)
