Surabaya Krisan Online.com– Krisanis, saya mempunyai pengalaman, ketika masa karantina pandemi corona ini. Begini, ada bapak-bapak yang menjual mie keliling di area perumahan saya dan oma membelinya. Bapak tersebut berkata bahwa ia berjualan mie demi membiayai sekolah anaknya. Walaupun PSBB, tetapi uang sekolah harus tetap dibayarnya. Dari pengalaman tersebut saya mengambil makna bahwa perjuangan orangtua sangat besar kepada anaknya. Oleh karena itu, anak harus memberikan yang terbaik kepada orangtua.
Selanjutnya, ketika masa karantina ini, keadaan perekonomian di Indonesia juga menurun. Semua orang harus berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang dan mereka juga berusaha keras mencari pekerjaan sampingan. Saya berpikir bahwa covid-19 telah mengubah seluruh keadaan. Kita semua harus kreatif dan mandiri.
Nah, Krisanis, salah satu cerita yang menginspirasi lainnya adalah saya mempunyai teman SMP di NTT. Saya tidak terlalu dekat dengannya, tetapi saya tahu kalau dia adalah anak yang mandiri. Ketika orangtuanya sedang berusaha mencari usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ia membantu ibunya membuat masker karena persediaan masker di NTT, khususnya di Ruteng tidak terlalu banyak. Dia membantu membuatkan dan membantu mempromosikan. Dari situ, saya mengambil pelajaran bahwa membantu orangtua atau membalas jasa orangtua tidak harus menunggu sukses. Jika kita mempunyai niat untuk membahagiakan cepat, maka pasti akan terlaksana dengan segera pula.
(Kontributor: Nathania Charlene Sayogo, Siswi X MIPA 2, SMA Santa Maria Surabaya)